Review Tema Rutinan Sanggar Kedirian 13 Juli 2017
Teman-teman Sanggar Kedirian memang sangar, memilih judul seperti di atas. Mencari teman yang tidak tampak untuk diajak berpikir. Kopi dan rokok.
Berkaitan dengan kopi ternyata mengandung keberkahan yang besar di sana. Tentu bagi yang lambungnya bermasalah bersedia merelakan untuk orang lain. Siapkan kopi murni. Jangan kopi jitu, kopine siji jagunge pitu. Guna mencari berkah di dalamnya.
Al-Habib Ahmad bin Hasan al-Attas menyampaikan bahwa membuat kopi panas dapat mengusir jin dari dalam rumah
وكان الحبيب أبو بكر بن عبد الله العطاس يقول : إن المكان الذي يُترك خالياً يسكنون فيه الجن ، والمكان الذي تفعل به القهوة لا يسكنونه الجن ولا يقربونه.
Bahwasanya al-Habib Abu Bakar bin Abdillah al-Attas berkata, “Sesungguhnya tempat rumah kalau ditinggalkan dalam keadaan sepi/kosong maka para jin akan menempatinya. Sedangkan rumah/suatu tempat yang mana di situ biasa membuat hidangan minuman kopi, maka para jin tidak akan bisa menempatinya dan tidak akan bisa mendekat/mengganggu.”
Sumber Kitab Tadzirunnas, hal. 177. Dalam Tarikh Ibnu Toyyib dikatakan:
يا قهوة تذهب هم الفتى # انت لحاوى العلم نعم المراد
شراب اهل الله فيه الشفا # لطالب الحكمة بين العباد
حرمها الله على جاهل # يقول بحرمتها بالعناد
“Kopi adalah penghilang kesusahan pemuda, senikmat-nikmatnya keinginan bagi engkau yang sedang mencari Ilmu”
“Kopi adalah minuman orang yang dekat kepada Allah, di dalamnya ada kesembuhan bagi pencari hikmah di antara manusia”
“Kopi diharamkan bagi orang bodoh yang mengatakan keharamannya dengan keras kepala”
Komentar al-Imam Ibnu Hajar al-Haitami:
ثم اعلم ايها القلب المكروب أن هذه القهوه قد جعلها اهل الصفاء مجلبة للأسرار مذهبة للأكدار وقد اختلف في حلها اولا وحاصل ما رجحه ابن حجر في شرح
العباب بعد ان ذكر أنها حدثت في اول قرن العاشر . ان للوسائل حكم المقاصد ،فمهما طبخت للخير كانت منه وبالعكس فافهم الأصل
“Lalu ketahuilah duhai hati yang gelisah bahwa kopi ini telah dijadikan oleh Ahli Shofwah (Orang-Orang yang bersih hatinya) sebagai pengundang akan datangnya cahaya dan rahasia Tuhan, penghapus kesusahan.”
Para ulama berbeda pendapat akan kehalalannya. Namun alhasil yang diunggulkan oleh Ibnu Hajar dalam Kitab Syarhul Ubab setelah penjelasan bahwa asal usul kopi di awal abad kesepuluh hijriyah memandang dari qo’idah “bagi perantara menjadi hukum tujuannya, maka selama kopi ini dimasak untuk kebaikan maka mendapat kebaikannya begitu juga sebaliknya, maka fahami asalnya.”
Suatu ketika as-Sayyid Ahmad bin Ali Bahr al-Qadimi berjumpa dengan Nabi Muhammad Saw. dalam keadaan terjaga. Ia berkata kepada Nabi Saw., “Wahai Rasulullah, aku ingin mendengar hadits darimu tanpa perantara”. Rasulullah Saw kemudian Bersabda, “Aku akan memberimu tiga hadits yang salah satunya: Selama bau biji kopi ini masih tercium aromanya di mulut seseorang, maka selama itu pula malaikat akan beristighfar (memintakan ampun) untukmu.”
اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله واصحا به وسلم
____________________________
*Selama Ramadhan, Rublik Piwedar sanggarkedirian.com akan me-review tema rutinan Sanggar Kedirian yang telah lampau. Rublik ini diasuh oleh Kang Bustanul ‘Arifin.
0 komentar:
Posting Komentar