Gatot SP
Terkadang kita sering memenjarakan diri sendiri dengan kesempitan dalam pemaknaan sebuah kata yang disepakati antara manusia satu dengan manusia yang lainnya.
Semisal dicontohkan manakala seseorang yang kebetulan diberi kelebihan gigi daripada umumnya (mrongos). Manakala dia dibilang mrongos dia akan marah. Karena mrongos dianggapnya jelek.
Siapa bilang kalau mrongos itu jelek?
Pemikiran kita sendiri yang menganggap bahwa mrongos itu jelek. Ditambah perasaan yang seakan mengiyakan bahwa mrongos tersebut jelek.
Dan tanpa sadar kita menuduh Tuhan yang membuatnya jelek.
Maka mari kita lapangan dada, jangan sempit dalam berfikir dan menyikapi sesuatu yang mngkin kita tidak tahu apa maksud dibalik itu, karena kita punya batasan.
0 komentar:
Posting Komentar